Blog about Food, Travel, Tips and Others. Semoga blog ini bisa berguna. Dan silahkan tulis pesan di komentar. Untuk bantuan jasa/ pemasangan iklan silahkan menghubungi 081286281193
Wednesday, June 19, 2019
Perjuangan Promil Part1
Tidak terbayang bagi saya kalau membuat anak itu susah. Saya pikir akan mudah setidaknya saya tidak akan mengira saya akan mengalami kesulitan memiliki anak. Setelah menikah saya dan suami bersepakat menunda memiliki momongan namun setelah kami merasa siap, ternyata tidak semudah yang saya pikirkan. Beberapa bulan kami mencoba. Pertama-tama tanpa suplemen apapun, kemudian saya mencoba meminum vitamin folavit, minum sari madu kurma, vitamin E, vitamin C, susu esensis yang dibeli baik di supermarket maupun di apotik. Saya mencari informasi tersebut di internet. Saya dan suami juga menerapkan pola hidup sehat seperti makan sayur dan buah setiap hari, makan taoge, kacang hijau. Namun juga tidak berbuahkan hasil.
Kemudian kami bersepakat untuk pergi memeriksakan diri ke Spog. Setelah mencari informasi di internet pergilah kami ke spog cowok. Sebenarnya saya ga suka pergi ke dokter apalagi ke spog, cowok lagi. Terlebih perjuangan ini juga berat, Spognya bukanya malam, kami mendapat nomor antrian dan datang pukul 22.00 malam dengan hampir 1 jam perjalanan. Disana kami antri menunggu sambil ngantuk-ngantuk. Lupa saya sekitar 1-2 jam kami menunggu dan kami disuruh masuk bebarengan dengan pasangan lain di dalam. Namun di dalam kami dipisahkan oleh sekat. Di dalam ruangan kami masih harus menunggu beberapa saat. Meskipun dipisahkan oleh sekat, kami juga terkadang masih bisa mendengar suara perbicangan dokter. Ini yang membuatku tidak nyaman bagaimana kalau diagnosanya buruk, apakah kami akan malu atau dokternya tidak akan mengungkapkan secara jujur.
Di dalam ruangan periksa, saya harus mencopot celana dalam saya dan duduk diatas kursi periksa dengan kaki diangkat. Tentu saja tidak nyaman sekali. Saya diperiksa dilihat dan dinyatakan saya terkena jamur dan harus diobati dengan 3-4x pertemuan sambil meminum obat. Bagian kewanitaan saya juga diolesi salep yang rasanya perih sekali.
Biaya dokter Rp.250.000 dan biaya obat per 2 minggu saya menghabiskan kira2 hampir Rp.500.000. Terbilang besar bagi keluarga kami. Untuk pasangan saya juga harus meminum obat antibiotik dan kami harus menggunakan kondom saat berhubungan untuk mencegah efek ping-pong.
Setelah 4 sesi saya merasa kurang sreg dan ingin mencari second opinion lalu saya pergi ke Spog teman saya. Biaya dokter Rp.300.000. Jarak dari rumah lebih dekat dan menunggu tidak terlalu lama. Jadwalnya juga tidak terlalu malam. Disini saya cuma di usg perut dan dokter tidak bilang apa-apa cuma bilang rahim bagus. Saya diberi obat profertil dan glucophag. Tidak ada kata2 kapan saya harus kembali lagi. Dan suami juga disarankan tes sperma di prodia. Disini singkat sekali mungkin saya di dalam ruangan cuma 5menit. Biaya obat cukup mahal juga sekitar Rp.250.000.
Saya juga berdoa dan mencoba minum madu, habbatusauda dan berolahraga. Semoga kami cepat diberi momongan. Bagaimana dengan anda yang lagi berjuang promil? Semoga sukses ya.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment