Iklan

Wednesday, July 15, 2020

Perjuangan mencari dokter kandungan Spog yang bagus dan cocok

Mencari Spog yang bagus dan cocok sebaiknya dimulai awal sekali bahkan sebelum promil. Saya sebelumnya tidak pernah ke Spog hanya saat promil saja. Perjuangan saya mencari Spog yang cocok saat promil adalah 3 dokter dimana di dokter ketiga saya hamil. Mengapa saya pindah-pindah dokter saat promil?

Di dokter pertama saya cukup lama berobat disana. Di dokter ini saya divonis keputihan dan diobati. Entah mengapa hampir semua orang yang kesana selalu divonis keputihan. Saya juga ga pasti saya diobati apa dan sakit apa. Saya dan suami diberi bermacam-macam obat antibiotik dan kebingungan sebenarnya sakit apa saya. Juga biaya obatnya mahal. Awal kedatangan saya juga dimarahi karena dianggap tidak menjaga dengan baik organ keintiman saya. Juga antrian di dokter ini lama sekali, bisa dua-tiga jam saya menunggu antrian, di dalam ruang tunggu 1 jam hingga akhirnya saya pernah pulang dari dokter jam 2 pagi. Kasihan suami saya yang harus capek-capek mengantar. Juga jarak ke tempat praktek dokter yang jauh. Tempat praktek dokter juga sudah tua, suster juga memegang hp saat pemeriksaan yang membikin tidak nyaman. Setelah 4x kunjungan atau lebih saya masih juga belum yakin dan dinyatakan sembuh, akhirnya saya memutuskan untuk pindah dokter saran teman saya. Oya selain itu di ruang periksa juga dicampur dengan dua keluarga lagi, satu keluarga yang kontrol kehamilan dan satu keluarga yang menunggu antrian. Tanpa privasi. Jadi mau konsultasi bertanya sakit apa juga malu.

Pengalaman test pack kehamilan pertama kali

Maaf ya postingannya lompat-lompat tidak berurutan. Sesaat setelah saya tes HCG kemudian saya terlambat menstruasi, entah mengapa kali ini saya langsung mencoba untuk testpack padahal masih terlambat beberapa hari saja. Saya membeli dua testpack di apotik Century yang berada di apartemen karena mudah dijangkau. Memang harga di apotik century cukup mahal satu strip seharga Rp.20.000 sehingga saya hanya membeli dua testpack saja dengan merk sensitif dan Value milik Century.

Testpack hanya bisa digunakan sekali saja ya, ga bisa dipakai berulang kali guys.`

Selain alat testpack juga perlu dipersiapkan wadah yang tidak terpakai lagi untuk menampung air kencing seperti bekas botol aqua misalnya. Juga stopwatch untuk menghitung karena alat tes dicelupkan selama 10 detik saja.

Saturday, July 4, 2020

Tekanan darah tinggi di kehamilan

Saya selama ini tidak terlalu memperhatikan tekanan darah tinggi saya. Tiba-tiba di kehamilan 21w tekanan darah tinggi saya naik dan suster yang biasanya mengukur tekanan darah tinggi juga kaget. Tekanan darah tinggi saya mencapai 140 dan kaki dan tangan saya sedikit bengkak. Tentu saja hal ini hal yang mengejutkan karena tekanan darah tinggi beresiko bagi si ibu dan janin.

Kemudian oleh dokter saya langsung diminta untuk tes darah dan tes urin untuk mengecek protein di urin saya. Untuk tes urin bisa segera dilakukan dan hasil akan keluar dalam 30menit-1jam. Puji Tuhan hasil protein di urin saya negatif yang cukup melegakan karena jika protein di urin saya positif maka saya mengalami preeklamsia. Moga-moga saja protein di urin saya tetap negatif.

Saya juga diminta kontrol ke dokter internis juga untuk menangani masalah ini. Saya diberi resep dopamet 250mg. Pertama 1x sehari kemudian 2x sehari dan kini 3x sehari. Karena sebelumnya saya tidak mengalami hipertensi, bisa jadi ini karena bawaan bayi juga dimana saya hamil di usia diatas 35tahun dimana biasanya mengalami tekanan darah tinggi meski hamil di usia muda pun bisa mengalami hal ini.

Usaha untuk menurunkan tekanan darah tinggi:
1. Dokter mengatakan tidak ada pantangan apa-apa sih cuma diminta untuk mengurangi makanan asin.
Iya sebelumnya saya makan semuanya, bahkan suka sekali makan asin seperti keripik pringles dan sambal ABC, pizza. Padahal makanan tersebut kan ga sehat. Selain itu susah juga karena saya ga bisa masak masakan sendiri karena di apartemen ga ada kompor jadi ga bisa diatur asinnya gimana.

2. Berolahraga.
Saya jarang sekali bergerak karena di tm1 saya mudah sekali flek jika sedikit saja bergerak sehingga saya takut. Ternyata di tm2 saya sudah aman untuk bergerak. Cuma karena perut sudah besar dan berat badan naik banyak jadi berat susah untuk sekedar jalan saja. Juga saya merasakan perut kencang dan mudah buang air kecil jika jalan agak jauh. Apalagi di saat gini jalan pakai masker engap banget. Memang penuh perjuangan deh. Saya juga usahakan untuk berolahraga senam hamil dan yoga di kamar dengan menonton youtube atau menggunakan aplikasi.

3. Kurangi stress dan pikiran
Saya memang banyak pikiran karena sakit gini dan anak pertama jadi khawatir banget. Juga kepikiran hal lainnya misal tinggal dimana nanti, siapa yang bantu mengurus anak. Juga saya masih kerja juga, kadang client bikin jengkel, juga kerjanya mikir juga, diburu-buru juga. Selain itu bumil juga sensitif, sudah khawatir kadang orang lain juga banyak nanya ini itu yang bikin tambah stress juga. Ya harus berusaha untuk positif thinking.

4. Minum obat dan sering kontrol ke dokter
Saya harus teratur minum obat dan sering kontrol ke dokter, nurut aja apa kata dokter dan melakukan tes darah. Selama hamil saya mudah sekali lupa jadi saya minum obat sambil mencatat obat apa saja yang saya minum misal di pagi hari, siang dan malam hari.


5. Doa
Berdoa supaya sehat semua dan diberi jalan keluar

Makanan yang bisa menurunkan tekanan darah tinggi: 
1. Belimbing
Bisa dimakan langsung atau di jus. Cuci bersih sebelum makan.
2. Timun
Dimakan langsung tapi saya kupas kulitnya dan cuci bersih sebelumnya.
3. Seledri
bisa di jus. Ini tidak saya coba karena trombosit saya tinggi.
4. Labu siam
Bisa direbus, dikukus atau dijus. Bisa labu siam besar atau yang kecil
5. Semangka
6. Melon
7. Buah naga