Iklan

Tuesday, February 2, 2021

Pengalaman menderita dan mengatasi insomnia

Terkadang banyak masalah yang menghimpit yang membuat susah tidur atau insomnia. Saya dulu cukup mudah untuk cepat tidur lelap meskipun ada masalah. Mungkin masalah yang dulu tidak terlalu berat entah mengapa akhir-akhir ini saya susah tidur jika khawatir atau cemas berlebih. Biasanya kalau begini saya bisa tidur subuh pukul 2 pagi atau 3 pagi. Yang paling parah adalah saya tidak bisa tidur sama sekali. Dan itupun terjadi beberapa hari 2 hari bahkan siang pun saya tidak bisa tidur meski saya merasa capek dan ngantuk sekali. Tentu saja hal ini membuatku sangat ketakutan, takut saya akan mati karena saya baca kalau tidak tidur beberapa hari efeknya akan buruk sekali bahkan saya enggan menulisnya disini. 

Masak sih? Masak ga tidur ga berusaha untuk tidur? Tentu saja semua cara yang bisa saya pikirkan sudah saya coba, saya makan supaya ga lapar, saya minum susu, saya baca Alkitab, saya berdoa, saya nonton tv, dengarin musik, dengarin musik menenangkan, dengarin musik yang bikin ngantuk, dengarin terapi, hipnoterapi dsb dan semua cara itu tidak berhasil. Bahkan saya pernah ke UGD untuk minta obat tidur, tentu saja dokter di UGD ga ngasih cuman diresepin obat alergi yang bikin ngantuk dan ga ngefek di saya sama sekali

Karena saya sudah tidak tidur sama sekali selama beberapa hari kalau pun tidur cuman 2-3jam saja, saya pun memberanikan diri untuk pergi ke psikiater. Di psikiater saya diresepin obat tidur dan obat penenang. Di hari pertama obat tidurnya tidak bekerja dan saya menghubungi psikiater lagi. Saya diminta minum obat penenang dan obat tidur. Saya akhirnya bisa tidur tapi kalau terbangun kencing saya susah tidur lagi akhirnya saya menghubungi psikiater dan dosis obat penenang saya dinaikkan. Karena situasi saya saat itu cemas sekali sampai gigi rahang saya bergerak-gerak sendiri. 

Saya bisa terlepas dan bisa tidur tanpa obat ini cuma sehari saja. Entah mengapa saya lupa saya terpaksa ganti psikiater ketika obat saya habis. Di psikiater ini saya diberi obat lain karena obat sebelumnya adalah obat tidur racikan. Setelah satu sesi saya harus pindah kota dan saya untungnya masih bisa beli obat ini melalui psikiater ini secara online meski saya tetap harus membayar jasa psikiater. Meski biayanya lebih murah daripada di rs namun tetap saja mahal karena saya cuma beli resep saja. Saya terpaksa melakukan ini karena saya belum bisa tidur tanpa obat tidur dan penenang ini. Setelah beberapa bulan oleh psikiater saya, saya diminta untuk menurunkan dosis obat penenang dan puji Tuhan akhirnya bisa. Kemudian perlahan-lahan saya diminta untuk minum obat tidur saja dan akhirnya saya pun bisa. Setelah beberapa bulan dan obat tidur saya habis, saya nekat untuk tidak beli obat tidur dan saya pun bisa tidur meski kalau kesulitan tidur saya minum obat penenang. Oya selain obat diatas saya juga diberi obat untuk mengatasi depresi yang menaikkan hormon yang membuat saya bahagia. Namun menurut saya obat ini tidak bekerja untuk saya.

Banyak orang yang susah memahami insomnia atau gangguan tidur ini, orang cuma mengatakan ga usah dipikir, dengarin musik aja, doa aja. Tentu saja hal ini tidak mudah untuk diatasi meski ada kemauan dan hal tersebut sudah dilakukan. Perlu waktu dan tidak bisa instan. Saya akhirnya terbebas dari obat tidur dan obat penenang tentu saja dengan doa dan seiring dengan waktu yang berjalan. Mujizat Tuhan telah menolong saya meski masalah saya belum selesai dan terkadang masih depresi dan mengalami kesulitan tidur namun saya sudah bisa tidur tanpa obat.

Hal yang masih saya lakukan untuk membantu saya rilex dan membuat saya tidur adalah: minum teh chamomile, menonton drakor/film yang lucu, melakukan hobi, olahraga. Hal yang belum saya coba: beli diffuser, aroma terapi lavender.


No comments:

Post a Comment