Karena suami dulu belinya rumah second dan lama sekali tidak ditempati maka sebelum kami tinggali harus direnovasi terlebih dahulu. Permasalahan hidup rumah tangga kami adalah rumah yang cukup membuat kepala pusing.
Permasalahan rumah kami yang pertama adalah tukang bangunan. Pertama tukang bangunan jaman sekarang tarifnya mahal banget bisa-bisa melebihi gaji manajer. Kedua mereka maunya kerja borongan. Ketiga hasil kerjanya ga bener jadi biaya renovasi kami membengkak. Tangga yang dibangun terlalu tinggi dan curam sehingga saya tidak menyukainya. Gimana saya nanti kalau hamil dan harus menaiki tangga yang curam dan berbahaya juga bikin capek. Oleh sebab itu harus dibongkar lagi tangganya. Setelah selesai, hasilnya pun tidak bagus. Bentuknya pun tidak indah. Selain itu pintu kamar mandi yang saya beli bagus dan mahal di depo bangunan dipenyokin oleh tukang bangunan. Memasang gagang pintunya juga salah sehingga saya menanyakan ke depo bangunan cara memasang gagang pintu yang benar. Pemasangan keramik yang jelek, motifnya tidak sesuai, juga membuat bocel keramik lainnya. Membuat tembok juga tidak rata, bocel2. Kalau melihat/ mikir rumah masih sedih rasanya. Sakitnya tu disini. Terpaksa renovasi kami hentikan dan kami tinggali dulu karena kehabisan biaya.
Permasalah rumah kami yang kedua adalah layout rumah. Karena rumah second dan direnovasi diperbesar maka layoutnya menjadi tidak jelas dan amburadul. Dapur yang dulu berada di belakang, karena kami tambah di depan dan belakang maka dapur menjadi di posisi tengah rumah.
Permasalahan ketiga adalah biaya. Karena budget kami yang pas-pasan maka kami tidak bisa menggunakan jasa kontraktor/ desainer/ arsitek, tidak bisa membeli bahan/ model yang mahal, tidak bisa membongkar semau kita, tidak bisa perfect/ seindah rumah yang kita impikan.
Permasalah keempat adalah waktu. Karena kita tidak ada tempat tinggal lainnya, maka pekerjaan renovasi harus dikebut sehingga hasil yang diharapkan tidak menjadi kenyataan.
Permasalahan kelima adalah pendapat orang lain yang mengkritik rumah kita.
Yah intinya harus sabar dan menutup mata dan telinga, toh kita sudah berusaha sekuat tenaga dan semampu kita.
No comments:
Post a Comment