Karena rumah yang akan tempati adalah rumah yang lama tidak ditempati dan tukang bangunan mengatakan melihat ada hantunya maka tentu saja kami ketakutan akan menempati rumah kami. Dengan sengaja kami mengulur waktu untuk pindah, yang dengan demikian tidak membuat lebih baik karena jika tidak segera ditempati maka kami tidak bergerak maju dan rumah kami nanti akan kotor.
Kami berpikir dan bertanya ke teman-teman orang pandai yang bisa mengusir hantu. Dan kami juga bingung memilih siapa dan cara bagaimana. Misal dari agama islam, kristen, katolik, hindu atau lainnya. Sempat kami bertanya kepada salah satu orang yang terbukti bisa mengusir orang yang kesurupan dan dia tidak bersedia sebelum rumah tersebut didoakan/ diberkati/ slametan. Jika cara itu tidak berhasil maka kami diperbolehkan memanggil dia.
Maka kami akhirnya sesuai agama kami, kami memanggil pendeta yang bisa mendoakan rumah kami. Sesuai jadwal, pendeta datang dan kami juga saudara dan orang tua suami menyanyikan pujian dan berdoa. Setelah itu pendeta mendoakan rumah kami sambil mengoleskan minyak suci ke bagian rumah. Setelah itu kami memakan tumpeng yang sudah kami sediakan dan membagikan tumpeng ke tetangga di sekitar. Kami tidak mengundang teman/ tetangga karena rumah masih kosong, dan renovasi belum selesai.
Menurut orang tua dan teman yang berpengalaman, kami harus membawa beberapa barang untuk kepindahan pertama kali ke rumah baru. Kami harus membawa beras, kendi berisi air, lampu templok yang harus menyala dari perjalanan. Karena kami tidak memiliki lampu templok maka kami hanya menggunakan lampu camping. Semestinya lampu ini tidak boleh mati selama 3 hari namun karena tidak ada colokan maka lampu ini di malam hari sudah agak redup. Selain itu juga membawa bumbu bahan masakan seperti bawang merah, bawang putih, jahe, garam, gula, telor. Ya intinya kita pindah ke rumah baru sudah bisa memasak. Bawa juga air minum 1 galon kalau bisa. Panci, sapu lidi, seprei, bantal guling, tiker. Untuk tumpeng suami harus mencicipi/ memakan kepala dan ceker ayam. Kalau istri kalau bisa memasak air. Semua lampu dinyalakan selama beberapa hari, pintu dan jendela dibuka semua supaya udara bisa masuk dan rumah tidak pengap, air dinyalakan. Lantai harus disapu lalu dipel. Di sudut-sudut rumah saya letakkan sedikit beras dan garam juga menyalakan dupa. Pada malam hari lalu kami tidur di ruang tamu sambil menyalakan tv supaya tidak sepi dan begadang.
No comments:
Post a Comment